Kamis, 03 Juni 2010

STRESS PADA ANAK

Stres bisa menyerang siapa saja, tak terkecuali anak-anak. Dalam batas tertentu stres dan
rasa cemas adalah hal yang normal dan sehat bagi anak-anak.

Jika dilihat dari stresornya (situasi yang menegangkan), stres dapat dibedakan menjadi 2 macam :
1. Eustress
merupakan stres yang sehat atau stres yang memberikan perasaan positif.
Seringkali jenis stres ini merupakan hasil dari mencoba hal-hal baru, menjaga persahabatan
dan terlibat dalam rutinitas sehari-hari.
Eustress bahkan bisa mendorong anak-anak maju dan memberi mereka rasa kepuasan,
sehingga Anda tidak perlu merasa khawatir dengan eustress.

2. Distress.
terjadi ketika seorang anak tidak dapat menyesuaikan diri atau menjadi kewalahan
dengan situasi kehidupan atau rasa tanggung jawab. Distress biasanya memiliki implikasi
negatif bagi anak-anak dan perlu disikapi lebih awal. Bahkan anak terkecil pun dapat
terpengaruh oleh stres ini, secara emosional, perilaku maupun fisik.



Beberapa perilaku khas yang mengindikasikan distress pada anak :

1. Agresi yang meningkat
2. Mengisolasi dari keluarga dan teman
3. Menangis yang tidak biasa
4. Mendadak mengompol
5. Perubahan kebiasaan makan dan tidur
6. Sering mengalami tantruming
7. Gugup, gelisah atau tidak tenang
8. Mengalami sakit perut, sakit kepala atau keluhan fisik lainnya
9. Sering bermasalah di sekolah
10. Merasa cemas


Perlu diingat bahwa semua anak mungkin mengalami beberapa perilaku tersebut pada titik-titik yang berbeda dalam masa perkembangan mereka. Biarkan anak mengetahui bahwa setiap orang pernah mengalami stres dan perasaan – perasaan seperti gelisah, marah dan kesepian adalah hal normal.
Jika perilaku tersebut berlangsung lama, hingga menyebabkan kecemasan yang signifikan atau masalah di sekolah, maka Anda perlu berkonsultasi dengan dokter anak, sekolah atau seorang konselor profesional. Evaluasi yang lebih formal mungkin diperlukan.


Petunjuk yang bisa mengurangi distress dalam kehidupan anak :

1. Jangan meremehkan kekuatan tidur dan gizi. Jangan tidur kurang dari 8 jam setiap
malam. Kurangi asupan gula dan kafein. Sebaiknya mengonsumsi makanan rumah.

2. Bicara, bicara dan bicara.
Atur waktu untuk mengecek dan mencari tahu tentang anak Anda secara rutin,
misalnya mengenai lingkungan teman, sekolah dan keluarga. Meskipun jika Anda tidak
setuju dengan pikiran dan perasaan mereka, berusahalah untuk menjadi teman curhat
mereka. Perasaan yang diinternalisasi dan tak terucapkan, adalah sumber utama dari stres.

3. Libatkan anak Anda dalam kegiatan fisik. Bergabung dalam tim olahraga atau bersepeda
dan berjalan merupakan syarat keberhasilan dalam mengelola stres.

4. Persiapkan anak dalam menghadapi situasi yang menegangkan atau yang bisa
membuatnya stres. Misalnya, pindah rumah, perubahan sekolah, janji bertemu
dengan dokter, ujian sekolah, bahkan liburan. Susunlah rencana tentang bagaimana
ia dapat mengatasi situasi yang sedang dihadapinya.

5. Jangan memenuhi jadwal anak-anak Anda dengan kegiatan ekstrakurikuler.
Anak-anak juga perlu waktu untuk bersantai, bermain, menikmati kebebasan dan
bahkan merasakan bosan!

6. Ingat bahwa kita tidak bisa sepenuhnya melindungi anak-anak kita dari stres.
Membantu anak Anda mengembangkan keterampilan yang solid untuk mengatasi
masalah mereka adalah sebuah hadiah yang luar biasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar